Pages

Salamat kon pinopo ande kon payoi: sajak nasihat berisi harapan dan do'a bagi pengantin baru

Bolaang Mongondow, daerah yang kaya akan budaya dan adat istiadatnya... Sejak seorang anak masih dalam kandungan, mencapai usia baligh, mencari nafkah, menikah, dan lalu mempunyai anak lagi, sampai tiba waktunya untuk meninggalkan dunia ini... semua itu tak lepas dari beragam adat isitadat dan tradisi yang mengikutinya...

Pernikahan adalah salah satu upacara yang dianggap sangat sakral dalam tradisi Bolaang Mongondow. Setiap orang yang menikah serta orangtua dan keluarganya tentu saja menaruh harapan besar agar pernikahannya langgeng, bahagia dan barokah. Harapan-harapan itu diantaranya tertuang dalam sajak-sajak indah yang sepintas agak mirip dengan pantun melayu, sajak-sajak ini dikenal dengan sebutan 'salamat'.


Sebagaimana pantun khas melayu, salamat juga bisa diungkapkan dan dirangkai siapapun yang memiliki bakat untuk itu, kapan pun dan dimanapun. Ide-ide terkadang muncul begitu saja, sehingga seorang pembawa sajak salamat perlu memiliki bakat khusus dan tentu saja latihan yang berulang-ulang. Saya sendiri tidak memiliki bakat itu.

Salamat, umumnya tak hanya berisi syair-syair nasihat pernikahan saja, tetapi juga untuk hal-hal lain yang berarti dalam perjalanan hidup seseorang. Akan tetapi, ada salamat-salamat tertentu yang cukup populer dan terdengar sakral karena berisi harapan yang sangat besar.

Kali ini saya ingin membagikan salah satu salamat yang sudah sangat terkenal di Bolaang Mongondow, sebuah sajak nasihat yang berisi harapan dan do'a bagi sepasang suami-istri yang baru saja melangsungkan akad nikah. Salamat ini biasa disampaikan saat resepsi pernikahan atau dalam proses pelaksanaan upacara adat pernikahan.

Catatan :
-Huruf 'L' dibaca sebagaimana orang Inggris mengucapkan huruf 'R'
-Huruf 'R' dibaca seperti biasa
-Saya belum mengetahui dengan pasti siapa yang merangkai salamat ini

Judulnya adalah : "Salamat kon pinopo ande kon payoi"



Salamat kon pinopo ande kon payoi

Bungainya nosimpu-simpungoi

Aka dungu'on yo undam in gogoi


Na'a bo kamunda aindon notuoi

Nobali'don notonibuloi

Yo po'igumon do'a mobiag mononoi

Moyayu' i rogenggeng bo ropatoi

Bo rijiki mo'anto' in motampoi

Tabe' takin salamat


yang maknanya kurang lebih :
(bagi saudara-saudara dari Bolaang Mongondow silakan menyampaikan saran dan kritik yang membangun apabila terdapat kekeliruan dalam penerjemahan)

Salam yang diandalkan pada padi
Yang bunganya tumbuh berbulir-bulir
Apabila dimasak menjadi pengobat lapar

Saat ini kalian berdua telah sah
Telah menjadi sepasang suami-istri
Panjatkan do'a pada Yang Maha Kuasa agar hidup kalian selalu dalam kebaikan
Dijauhkan dari perseteruan dan pertengkaran
Dan semoga mendapat rezeki yang banyak dan melimpah

Hormat dan salam


Salamat kon pinopo ande kon payoi: sajak nasihat berisi harapan dan do'a bagi pengantin baru
Bulir padi di salah satu sawah di Bolaang Mongondow







READ MORE - Salamat kon pinopo ande kon payoi: sajak nasihat berisi harapan dan do'a bagi pengantin baru

Niondon Dega' : Tradisi penyambutan yang ramah dari masyarakat Bolaang Mongondow, ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap sya'irnya

Kalau US sama UK punya "Welcome"
Indonesia punya "Selamat Datang"
Jawa punya "Sugeng Rawuh"

maka Bolaang Mongondow punya "Niondon Dega' "

Indonesia memang negeri yang kebanyakan penduduknya sangat ramah, sampai-sampai hampir setiap daerah punya ciri keramahannya masing-masing. Diantara ciri keramahan itu terlihat pada tradisi penjemputan tamu yang dikemas dalam berbagai bentuk kesenian.

Begitu juga Bolaang Mongondow, tanah kelahiran saya ini memiliki tradisi penjemputan tamunya sendiri yang terangkai pada arsitektur, sya'ir dan tari-tarian. Salah satu yang cukup menarik perhatian saya adalah sya'ir nya.

Ada beberapa sya'ir penjemputan tamu yang sudah menjadi tradisi di Bolaang Mongondow, salah satu diantaranya sya'ir yang sudah sangat jarang terdengar, akan tetapi saya mempunyai pengalaman tersendiri dengannya.

Suatu ketika salah seorang yang katakanlah beliau adalah guru saya menuliskan sebuah sya'ir di papan tulis, kemudian beliau menyuruh kami mencatat dan menghafalkan sya'ir itu. Berdasarkan penjelasan beliau, sya'ir itu adalah sya'ir yang sangat jarang terdengar bahkan oleh beliau sendiri, dan beliau pertama kali mendengarnya di salah satu hajatan di Bolaang Mongondow.

Kamipun menuliskan sya'ir tersebut dan menghafalkannya. Alhamdulillaah, sampai saat ini saya masih hafalan itu masih tersimpan dengan baik di memory saya sehingga dapat saya bagikan ke saudara-saudara semuanya...

semoga sedikit kenangan masa kecil saya ini bisa memberikan segudang manfaat...

Sya'ir ini berjudul "Niondon Dega' "

Catatan : 
-Huruf 'L' dibaca sebagaimana orang Inggris menyebut huruf 'R'
-Huruf 'R' dibaca seperti biasa
-Saya belum mengetahui siapa sebenarnya pengarang sya'ir ini
-Beberapa teks sya'ir nya sudah saya sesuaikan dengan Bahasa Mongondow yang saya pahami, tetapi beberapa kata lainnya saya masih belum menemukan makna sebenarnya yang dimaksud.

Update: 
sudah ada yang mengoreksi lirik

Niondon dega'...

Palot in intau minta...

Palot in Guhanga...

Bo Guyanga...

Bo palot in ginalum minta...

Ain namangoi no ninggat mai-mai...

Kon sonsoma...

In togi o'aidan na'a...


Yo aka dega' oyu'on...

In imbalu' nami togi baloi...

I noyo-noyo tala'...

Bopinototomu nami...

In diya' moyoka'an in gina...

Yo aka mobali' dega'...

Yo tonga' ma'apon...


Sin na' bi' nion in kita intau-intau mobiag kon dunia...

Tonga' onda in mopiya tua in dia'an...

Bo onda mo ra'at in tala'an...


Sin ba' mobali' naton totanoban...

Umur bi' doman mototompia'an...


Niondon dega' komintan....



Sebagaimana yang telah saya uraikan di atas, beberapa kata dalam sya'ir ini adalah kata-kata yang masih tanda tanya bagi saya. Akan tetapi di sini saya akan berusaha menerjemahkan sebatas kemampuan pemahaman Bahasa Mongondow saya...

Bagi saudara-saudara yang berasal dari Bolaang Mongondow, silakan menyampaikan saran dan kritik yang membangun apabila terdapat kekeliruan dalam penerjemahan bahasa, akan lebih baik lagi kalau bisa mengkonfirmasi lebih lanjut terkait sya'ir ini.

Maknanya kurang lebih :

Selamat datang saudara-saudara sekalian
Para tetua adat dan para orang-orang tua kita
serta sanak keluarga sekalian
Yang telah berkenan menyempatkan diri untuk hadir
memenuhi undangan hajatan ini

Apabila sekiranya ada kata-kata sambutan
dari kami tuan rumah yang keliru
dan cara penyambutan kami yang kurang berkenan di hati
Apabila berkenan, mohon dimaafkan

Karena begitulah kita manusia yang hidup di dunia
Hanya kebaikan yang selayaknya selalu kita bawa
Dan keburukan sudah selayaknya kita tinggalkan

Agar selalu kita ingat dan renungkan
pergunakanlah sisa umur kita untuk senantiasa berbuat baik pada sesama

Selamat datang semuanya


tradisi penyambutan yang ramah dari masyarakat bolaang mongondow, ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap sya'irnya












READ MORE - Niondon Dega' : Tradisi penyambutan yang ramah dari masyarakat Bolaang Mongondow, ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap sya'irnya

Ki Bata Ki Dumondaloi, apakah gerangan makna filosofisnya ? Apakah mungkin berkisah tentang asmara ?

Masa muda masa remaja adalah masa mencari. Masa ini adalah saat-saat di mana sesorang mencari dan menemukan jati diri nya, sumber nafkah, dan tentu saja pasangan hidup...

Saya sendiri sampai saat membuat tulisan ini, masih belum menikah dan belum mempunyai penghasilan tetap, eits... sory ini bukan curhat. Salah satu yang menjadi perhatian saya adalah masa mencari pasangan hidup. Mencari pasang hidup memang masalah fenomenal, kata orang "gampang-gampang susah", sebagian orang entah bagaimana caranya bisa dengan mudah bertemu 'belahan jiwa' nya, sebagian lain perlu sedikit berusaha dan menunggu...

Saking fenomelnya, proses mencari pasangan hidup itu membutuhkan metode-metode dan strategi-strategi tertentu, dan tentu saja ada nilai-nilai moral yang harus dijaga dan diperhatikan. Setiap daerah dengan situasi dan kondisi yang berbeda, punya strateginya masing-masing untuk mencari jalan keluar terhadap problema kaum muda ini. Hal ini membuahkan adat istiadat dan tradisi perkenalan-pinangan-pernikahan yang unik di masing-masing daerah, khususnya di Indonesia.

Saya pun teringat akan sebuah sya'ir yang tidak asing lagi di telinga semenjak masa kecil, sya'ir  ini mejadi salah satu iringan pada tarian Kabela', satu diantara beberapa tarian penjemput tamu dalam khazanah budaya daerah Bolaang Mongondow

Terus terang saja, saya sendiri sebenarnya belum begitu memahami makna filosofis dan pesan moral sebenarnya yang terkandung dalam sya'ir ini, harapan saya mugkin ada saudara-saudara dari Bolaang Mongondow yang lebih paham, dapat menjelaskan makna filosofis sya'ir ini yang sebenarnya.

Lalu kenapa saya menghubungkan sya'ir ini dengan cari-mencari pasangan hidup ?
Itu karena lirik-liriknya yang sepintas menggambarkan hal itu,
atau mungkin karna saya belum menikah dan... masih muda... iya, masih muda.


Judulnya adalah 'Ki Bata', dalam sya'ir ini 'Ki Bata' diartikan sebagai 'Si Bata' dimana 'Bata' adalah nama seorang gadis, dan 'Ki Dumondaloi' diartikan sebagai 'Si Dumondaloi' yang merupakan suatu panggilan kesayangan buat gadis yang bernama Bata tersebut. 

dan dalam sya'ir ini, sepertinya Bata' digambarkan sebagai seorang gadis yang tengah bersedih, atau bahasa anak muda sekarang 'galau'

Saya belum menemukan terjemahan yang tepat ke dalam Bahasa Indonesia untuk kata 'Dumondaloi'

catatan :
-Huruf 'L' dibaca sebagaimana orang Inggris menyebutkan huruf 'R'
-Huruf 'R' dibaca seperti biasa
-Penulis belum mengetahui pasti siapa sebenarnya pengarang sya'ir ini


Ki Bata ki Dumondaloi...

Limitu' mako kon baloi...

Limitu' mako tumalondoi...

Mogolat kon mokokiangoi...


Nonaid bo nonogulanoi...

Mogolat kon mokoki'angoi...

Ule diya'bi' in moi angoi...

Ki Bata ki Dumondaloi...

Lua'nya mo dapot kon ayoi...


Yang maknanya kurang lebih :
(Bagi saudara-saudara dari Bolaang Mongondow, silakan menyampaikan kritik dan saran yang membangun apabila terdapat kekeliruan dalam penerjemahan)

Si Bata si Dumondaloi
duduk diam di rumahnya
duduk diam sambil termenung
menunggu datangnya sang tamu

Dia bersolek, 
menyisir rambut dan melihat wajahnya di cermin
menunggu datangnya sang tamu

Namun sayang seribu sayang
sang tamu tak kunjung datang

Si Bata si Dumondaloi
Air matanyapun jatuh sampai ke dagu


ki dumondaloi



READ MORE - Ki Bata Ki Dumondaloi, apakah gerangan makna filosofisnya ? Apakah mungkin berkisah tentang asmara ?

Tobatu' Lipu', kisah tentang kecintaan pada tanah air Bolaang Mongondoow, masyarakat dan kebiasaannya

"Cinta tanah air"


Mungkin itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan bagaimana sesorang yang telah melangkahkan kakinya sangat jauh, menyeberangi pulau, gunung dan lautan...
Negeri-negeri yang permai sudah banyak dikunjungi... beragam budaya, bahasa dan manusianya sudah banyak ditemui, makanan lezat yang khas sudah banyak dicicipi, bentang alam yang indah sudah banyak dijelajahi... tapi tanah kelahiran tak lekang dari hati...

Bagaimanapun juga, seseorang sangat mungkin memiliki kedekatan batin dengan tanah dimana ia dilahirkan, tanah dimana kerabat dan kawannya ada di sana, tanah di mana masa kecilnya ia habiskan...

Memilih menetap di tanah perantauan sudah menjadi pilihannya untuk berbagai alasan... namun tanah kelahiran tetap tak dilupakan...

seiring bait-bait syair indah... ~Tobatu' lipu'~

Catatan :
-Huruf 'L' dibaca sebagaimana orang Inggris menyebut huruf  'R'
-Huruf 'R' dibaca seperti biasa
-Penulis belum mengetahui pasti siapa pengarang lagu ini

Tobongon dan Ambang adalah dua pegunungan yang ada di tanah Bolaang Mongondow. Gunung Ambang sendiri merupakan gunung berapi aktif. Kawasan ini merupakan kawasan yang sangat subur sehingga sering dijadikan lahan bercocok tanam masyarakat sekitar.

Tobatu' lipu' kinobiaganku..

Bolaang Mongondow..

Lipu' inta diya' kolionganku..

Kon onda kabi'..

Kinobiaganku bo ginalumku

takin robayatku...


Kon onda kabi'...

In baya'anku...

Mongondow in kon ginaku...

Lopa' intau bo dodiyanya...

Kotanobanku...


Tobongon bo Ambang...

In kon bonunya...

Bo diya' moliongku...

Bolaang Mongondow


Yang maknanya kurang lebih :
(Bagi saudara-saudara dari Bolaang Mongondow silakan memberikan kritik dan saran yang membangun apabila terdapat kekeliruan dalam penerjemahan)

Ada satu desa
tempat aku lahir dan dibesarkan
Bolaang Mongondow

Desa yang tak pernah kulupakan
di manapun aku berada
tempat aku dan sanak familiku lahir dan dibesarkan
begitupun teman bermainku

dimanapun aku pergi
Mongondow selalu di hatiku
Tanah air, Manusia, dan kebiasaan-kebiasaannya
selalu kurindukan

Tobongan dan Ambang ada di sana
dan tak akan pernah kulupakan
Bolaang Mongondow

kisah tentang kecintaan pada tanah air bolaang mongondow


READ MORE - Tobatu' Lipu', kisah tentang kecintaan pada tanah air Bolaang Mongondoow, masyarakat dan kebiasaannya

Moraoi, kisah tentang alam Bolaang Mongondow yang indah

Indonesia terkenal akan keindahan alamnya, dari Sabang sampai Merauke membentang luas bagai terapung di atas samudra. Begitupun Bolaang Mongondow tanah kelahiranku, alamnya yang Indah, flora dan fauna yang kaya, masyarakatnya yang ramah... 

Keindahan alamnya inipun menginspirasi seorang seniman dan budayawan asal Bolaang Mongondow untuk menuangkannya dalam sebuah syair indah, seindah alamnya... beliau adalah B. Ginupit...

Semoga bermanfaat.... :)

Catatan :
-Huruf 'L' dibaca sebagaimana orang Inggris mengucapkan huruf 'R'
-Huruf 'R' dibaca seperti biasa
-Terjemahan syair ini ke Bahasa Indonesia sudah banyak tersebar dan penulis tidak mengetahui pasti siapa penerjemahnya, dan disesuaikan lagi penerjemahan bahasanya sejauh pemahaman penulis.

Say'ir ini berjudul : ~Moraoi~



Moraoi doman libuon...

Mosilig motakod kon tangaton...

Moyayu' doman pantouon...

Ilibui bulud lopa' balangon...

Tua in Totabuan Bolaang Mongondow...

Lipu' in mogoguyang naton...

Oyoton... piya'an lanoyon ama'...

Sin ba' mokodungkul kon kopiya'an


yang maknanya kurang lebih :
(bagi saudara-saudara yang berasal dari Bolaang Mongondow, silakan memberikan kritik dan saran yang membangun apabila terdapat kekeliruan dalam penerjemahan)

Jauh nan kujelajahi...
menurun mendaki pegunungan...
Sejauh mata memandang...
Dikelilingi gunung, daratan, serta lautan...

Itulah Totabuan Bolaang Mongondow...
Tanah air leluruh kami...
Marilah kita jaga bersama...

Semoga akan kita jumpai banyak kebaikan...


kisah tentang alam Bolaang Mongondow yang indah
Bentang alam salah satu bagian wilayah Bolaang Mongondow



READ MORE - Moraoi, kisah tentang alam Bolaang Mongondow yang indah

Tano-Tanobon, nasihat orangtua pada putri tercinta

Ingatkah engkau pada Ibu yang kasih sayangnya tak pernah padam... ?
Ingatkah engkau pada Ibu yang selalu merindukanmu disaat kau jauh... ?
Ingatkah engkau pada Ibu yang tak lelah memperhatikan apa-apa kebutuhanmu... ?
Ingatkah engkau pada Ayah yang bahagiamu adalah bahagianya... ?

Ingatkah engkau wahai putri cantik ?

Saat kita beranjak dewasa dan menyenyam pendidikan yang tinggi, bahkan sebagian dari kita ada yang dididik di perguruan-perguruan tinggi ternama, universitas-universitas top dunia, kita berhasil lulus dan meraih gelar akademis, orangtua kita bangga dan kitapun bahagia. 

Namun di sisi lain, ilmu yang kita dapatkan tak jarang membuat kita lupa bahwa Ibu dan ayah kita adalah orang yang sudah mengajarkan kita caranya berbicara, berjalan bahkan cara buang air dan istinja dengan benar. Orangtua kita lah yang mengajarkan itu, setinggi apapun pendidikan kita, sungguh tak layak kita merasa lebih pintar dari orangtua yang sudah mengajarkan kita caranya berbicara. 

Orangtua kita sudah hidup lebih lama, pahit-manis dan perputaran roda kehidupan sudah mereka rasakan, maka banyak sekali nasihat-nasihat mereka sangatlah patut untuk kita dengar dan lakukan. 

Walaupun ego kita terkadang menolak, nasihat orangtua pertimbangkanlah...
Walaupun terkadang ada rasa sakit, dengarkanlah...
karna dalam nasihat orangtua seringkali terdapat jalan emas bagi kehidupan putra-putrinya...

Maka dengarkanlah nasihat orangtua, sayangi dan cintai keduanya, jangan sakiti hati keduanya, agar hidupmu berkah...

dan bagi orangtua atau calon orangtua, sayangi dan cintailah putrimu, lindungi dia, jangan biarkan dia terjebak dalam pergaulan yang salah, ajarkan dia ilmu agama dan do'a kan selalu agar hidupnya selalu diberkahi Allaah ta'aalaa...

Inilah lirik lagu Tano-Tanobon, karya B. Ginupit seorang budayawan asal Bolaang Mongondow

catatan :
-Huruf 'L' dibaca sebagaimana orang Inggris mengucapkan huruf 'R'
-Huruf 'R' dibaca seperti biasa


Tano-tanobon anu'...

In tonggina Ina' bo Ama'...

Sin ba' mononoi anu'...

In kobobiag mu...


Umpakabi' toru'an anu'

Modapot kon kobo'utan...

Dikabi' sin tontolan anu'...

Sin mobogoi bi' in dalan bulawan...


Singog tonggina in dongogan...

Dalan motulid in tutuyan...


Diya' in kamang anu'...

mo sanang in kobiagan...

Tagu' kon gina anu'...

Sin ba' mopia in kobayaan...

Yang maknanya kurang lebih :
(bagi saudara-saudara dari Bolaang Mongondow silakan menyampaikan kritik dan saran yang membangun apabila terdapat kekeliruan dalam penerjemahan)

Ingatlah selalu wahai anak gadis, akan nasihat baik dari ayah ibumu...
Agar kehidupan di dunia ini bisa kau lalui dengan baik...

Terkadang kau dimarah dan bahkan sampai dipukuli... 
Walaupun demikian, janganlah kau berkecil hati...
karna itu bermaksud mengantarkanmu ke jalan emas...

Dengarkanlah nasihat orangtuamu...
Jalan yang lurus, itulah yang harus kau tempuh...

Semoga kau dijauhkan dari keburukan...
Sehingga hidupmu diliputi kebahagiaan...

Simpanlah terus nasihat itu dalam hatimu...
Semoga kebaikan akan kau dapatkan...


nasihat orangtua pada putri tercinta



READ MORE - Tano-Tanobon, nasihat orangtua pada putri tercinta

Kosilig-Silig, mengisahkan tentang kerinduan akan kampung halaman

Rindu orangtua dan keluarga...
Rindu rumah yang walaupun sederhana tetapi nyaman...
Rindu kawan sepermainan...
Rindu makanannya...
Rindu budayanya...
Rindu keindahan alamnya...

Saya sering merindukan orangtua tercinta yang sudah melahirkan, membesarkan, merawat dan membiayai sekolah saya sampai sarjana... rindu yang tak terbahasakan...

Saya sering merindukan almarhumah nenek, rindu masa kecil saat nenek membuatkan saya banyak makanan khas daerah yang rasanya super lezat, oh iya nenek saya juaranya buat kue cucur sama dodol... cantik merekahnya kue cucur buatan nenek jarang ada saingannya... legit dan manis serta cita rasa yang pas dari kue dodol buatan nenek sulit menemukan gantinya... saya sangat rindu nenek, semoga beliau tenang di alam sana..

Saya sering merindukan makanannya.... pisang goroho, sangkara, lalampa, tinutu'an dan berbagai penganan lain yang mengundang selera dan akhirnya mengundang rindu...


Begitulah seorang perantau, dia selalu merasakan kerinduan akan kampung halamannya. Disaat-saat rindu itu datang, dia akan berusaha untuk mencari pengobat rindu. Begitu juga aku yang seorang perantau, maka di sini, kubagikan salah satu pengobat rindu itu...

Ini adalah salah satu lagu daerah khas Bolaang Mongondow, syair-syair indah ini diukir oleh seorang budayawan Bolaang Mongondow, bapak B. Ginupit.

Catatan : 
-Totabuan adalah nama lain Bolaang Mongondow
-Huruf 'L' dibaca sebagaimana orang Inggris mengucapkan huruf 'R'
-Lagu ini merupakan salah satu lagu pengantar pada tarian Kabela' (tari penjemput tamu)
-Kata 'ule' adalah kata yang khas dalam Bahasa Bolaang Mongondow
 yang saya sendiri belum menemukan konotasi yang tepat dalam Bahasa Indonesia

Selamat mengobati rindu...

Judulnya adalah : ~Kosilig-silig~


Kosilig-silig...

Dako takod-takod...

Kopikir-pikir...

Dako tanob-tanob...

No'itorob may...

In Totabuan ku...


Bo aku'oi...

Ko'ina Subuh...

Bodinapatmai...

In pongoibu...


Palat nolabu'...

Ule ule lua'ku...

Ule ule lua'ku...

Ule ule lua'ku...

Bo ule ule lua'ku...


yang maknanya kira-kira :
(bagi saudara-saudara dari Bolaang Mongondow, silakan menyampaikan kritik dan saran yang membangun apabila terdapat kekeliruan dalam penerjemahan bahasa)

Disaat turun dan mendaki...
Disaat berfikir lalu merindu...
Teringat akan Totabuan ku

Dan diriku ini...
Di waktu Subuh tadi...
Aku mendapati diriku sedang termenung diliputi duka karna merindu...

dan segera jatuh...
air mataku...
air mataku...
air mataku...
dan air mataku...


mengisahkan tentang kerinduan akan kampung halaman
Inilah salah satu bentang alam Totabuan Bolaang Mongondow





READ MORE - Kosilig-Silig, mengisahkan tentang kerinduan akan kampung halaman
 

Most Reading

Powered by Blogger.