Pages

Kosilig-Silig, mengisahkan tentang kerinduan akan kampung halaman

Rindu orangtua dan keluarga...
Rindu rumah yang walaupun sederhana tetapi nyaman...
Rindu kawan sepermainan...
Rindu makanannya...
Rindu budayanya...
Rindu keindahan alamnya...

Saya sering merindukan orangtua tercinta yang sudah melahirkan, membesarkan, merawat dan membiayai sekolah saya sampai sarjana... rindu yang tak terbahasakan...

Saya sering merindukan almarhumah nenek, rindu masa kecil saat nenek membuatkan saya banyak makanan khas daerah yang rasanya super lezat, oh iya nenek saya juaranya buat kue cucur sama dodol... cantik merekahnya kue cucur buatan nenek jarang ada saingannya... legit dan manis serta cita rasa yang pas dari kue dodol buatan nenek sulit menemukan gantinya... saya sangat rindu nenek, semoga beliau tenang di alam sana..

Saya sering merindukan makanannya.... pisang goroho, sangkara, lalampa, tinutu'an dan berbagai penganan lain yang mengundang selera dan akhirnya mengundang rindu...


Begitulah seorang perantau, dia selalu merasakan kerinduan akan kampung halamannya. Disaat-saat rindu itu datang, dia akan berusaha untuk mencari pengobat rindu. Begitu juga aku yang seorang perantau, maka di sini, kubagikan salah satu pengobat rindu itu...

Ini adalah salah satu lagu daerah khas Bolaang Mongondow, syair-syair indah ini diukir oleh seorang budayawan Bolaang Mongondow, bapak B. Ginupit.

Catatan : 
-Totabuan adalah nama lain Bolaang Mongondow
-Huruf 'L' dibaca sebagaimana orang Inggris mengucapkan huruf 'R'
-Lagu ini merupakan salah satu lagu pengantar pada tarian Kabela' (tari penjemput tamu)
-Kata 'ule' adalah kata yang khas dalam Bahasa Bolaang Mongondow
 yang saya sendiri belum menemukan konotasi yang tepat dalam Bahasa Indonesia

Selamat mengobati rindu...

Judulnya adalah : ~Kosilig-silig~


Kosilig-silig...

Dako takod-takod...

Kopikir-pikir...

Dako tanob-tanob...

No'itorob may...

In Totabuan ku...


Bo aku'oi...

Ko'ina Subuh...

Bodinapatmai...

In pongoibu...


Palat nolabu'...

Ule ule lua'ku...

Ule ule lua'ku...

Ule ule lua'ku...

Bo ule ule lua'ku...


yang maknanya kira-kira :
(bagi saudara-saudara dari Bolaang Mongondow, silakan menyampaikan kritik dan saran yang membangun apabila terdapat kekeliruan dalam penerjemahan bahasa)

Disaat turun dan mendaki...
Disaat berfikir lalu merindu...
Teringat akan Totabuan ku

Dan diriku ini...
Di waktu Subuh tadi...
Aku mendapati diriku sedang termenung diliputi duka karna merindu...

dan segera jatuh...
air mataku...
air mataku...
air mataku...
dan air mataku...


mengisahkan tentang kerinduan akan kampung halaman
Inilah salah satu bentang alam Totabuan Bolaang Mongondow





No comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat, dan jangan lupa tinggalkan komentar

 

Most Reading

Powered by Blogger.